Siapakah pencetus pendidikan Non Formal ?

Berikut ini  adalah para pemikir dan pencetus lahirnya konsep pendidikan nonformal baik perorangan maupun lembaga:

1. Paulo Freire (1921-1997)

Menurut Paulo Freire Pendidikan nonformal adalah obat mujarab bagi seluruh penyakit pendidikan di masyarakat. Pemikiran dan konsep-konsepnya memberikan keleluasaan kepada pendidikan nonformal untuk tumbuh dan berkembang dalam melayani masyarakat, dan sebagai pendidikan alternatif di luar pendidikan formal.

Konsep pemikiran yang paling terkenal dilahirkan Freire adalah tentang penyadaran, dikenal dengan istilah” conscientization”. Konsep ini  menggambarkan tentang penyadaran diri masyarakat terhadap lingkungannya, kesadaran diri menurutnya hanya bisa dilakukan melalui pendidikan ”pembebesan”.
Thinking about progressive practice. His Pedagogy of the Oppressed is currently one of the most quoted educational texts.

2. Ivan Illich (1926 – 2002)
Deschooling Society  (1971), pemikirannya telah memberikan jalan bagi pembaharuan pendidikan khususnya terhadap perubahan belajar (learning revolution) di lingkungan masyarakat agar terjadi perubahan budaya. Salah satu konsepnya tentang jaringan belajar (creation of learning web) dapat dilakukan melalui peer-matching system (pengelompokkan teman sejawat). Dengan konsep- konsepnya sehingga membangkitkan pemikiran untuk melahirkan pendidikan yang lebih inovatif, kreatif, partisipatif dan demokratis.


3. UNESCO (1972)

Dalam laporannya telah melahirkan  gagasan tentang Learning To be, dimana konsepnya diambil dari pemahaman tentang lifelong learning dan learning society, sehingga lifelong learning menjadi master konsep dalam  pengembangan sistem pendidikan dan khususnya pengembangan konsep pendidikan nonformal.

4. Phillip Coombs dan Manzoor Ahmed  (1974)

Pemikiran dan konsepnya telah melahirkan strategi-strategi baru dalam meningkatkan keterampilan dan pemahaman bagi masyarakat miskin di pedesaan dalam meningkatkan kehidupan (khususnya dalam bidang ekonomi). Konsep dasar pemikiran Coombs telah melahirkan konsep tentang pendidikan nonformal, informal dan formal, yang sampai saat ini menjadi acuan utama para ahli pendidikan khususnya ahli pendidikan nonformal. Salah satu buku yang terkenal berjudul Memberantas kemiskinan melalui pendidikan nonformal. Juga beberapa tulisan lain yang berhubugan dengan peran pendidikan nonformal di masyarakat.

5. Simkins (1976)
Tipe ideal pendidikan nonformal. Pemikiran Simkins melahirkan konsep ideal tentang bagaimana membangun dan menyiapkan pendidikan  nonformal  sesuai dengan kebutuhan warga belajar, mulai dari penyiapan kurikulum, tujuan pembelajaran, waktu, materi pembelajaran, sistem pembelajaran dan kontrol (pengawasan) bagi penyelenggaraan pendidikan nonformal yang lebih maju. Disamping itu pula simkins melahirkan tentang  negotiated curriculum (fleksible kurikulum) antara formal dan nonformal (continuum).


6. ICED (The International Council of Educational Development)  1977

Dalam laporannya telah melahirkan gagasan tentang kelompok program pendidikan nonformal yang diarahkan bagi daerah pedesaan ”Education for rural Development”. Kelompok program tersebut diarahkan sesuai dengan; tujuan belajar,  warga belajar, dan jenis program: 1) pendidikan pemberantasan buta aksara, 2) pendidikan berorientasi dunia kerja, 3) pendidikan keluarga, 4) latihan usaha tani bagi pemuda dan orang dewasa, 5) latihan produktif di luar sektor pertanian, 6) latihan kewirausaan, 7) latihan kepemimpinan bagi kepala daerah dll.


7. Suzanne Kindervatter (1983)
Konsep Pemberdayaan masyarakat.
  • Community organization, ialah karakteristik yang mengarah pada tujuan untuk mengaktifkan masyarakat dalam usaha meningkatkan dan mengubah keadaan sosial ekonomi mereka.
  • Self management and collaboration, yaitu, pendekatan dengan sistem penyamarataan atau pembagian wewenang di dalam hubungan kerja atau di dalam kegiatan. Karena itu perlu ada struktur organisasi yang mendukung dan memperkecil adanya perbedaan status, serta perlu adanya pembagian peranan.
  • Participatory Approaches, yaitu pendekatan yang menekankan pada keterlibatan setiap anggota (warga belajar) dalam keseluruhan kegiatan, perlunya melibatkan para pemimpin serta tenaga-tenaga ahli setempat.
  • Education for justice, yaitu pendekatan yang menekankan pada terciptanya situasi yang memungkinkan warga belajar tumbuh dan berkembang analisisnya serta memiliki motivasi untuk ikut berperan.

Sumber:
MEMBANGUN KEMANDIRIAN BANGSA MELALUI PENGUATAN PENDIDIKAN NON-FORMAL
Prof. Dr. Mustofa Kamil (Guru Besar/Profesor dalam bidang Kurikulum Pembelajaran pada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia)







Extract 2,000 emails per minute using this email extractor.

Comments

Popular Posts